
Perkembangan teknologi digital telah membawa dampak besar dalam berbagai bidang, termasuk sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Di tengah persaingan global dan tuntutan efisiensi, sistem informasi geografis (SIG) dan teknologi pendukung seperti pemetaan digital, sensor jarak jauh (remote sensing), serta pemanfaatan drone menjadi solusi terbaik untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan industri perkebunan.
Sebagai bentuk penguatan wawasan akademik, Program Studi Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE) mengadakan kuliah umum bertajuk “Ruang Lingkup dan Perkembangan Sistem Informasi Geografis Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia”. Kegiatan ini menghadirkan praktisi berpengalaman dari dua perusahaan besar, yaitu PT. Riset Perkebunan Nusantara (RPN) dan PT. Terra Drone Indonesia, yang membagikan pemahaman mendalam mengenai penerapan SIG, pemetaan, hingga teknologi drone dalam industri kelapa sawit.
Latar Belakang Kuliah Umum
Industri kelapa sawit Indonesia merupakan salah satu sektor unggulan yang berkontribusi besar terhadap devisa negara. Namun, di sisi lain, sektor ini juga menghadapi tantangan kompleks, seperti isu lingkungan, keterlacakan (traceability), efisiensi lahan, serta kebutuhan pengelolaan perkebunan yang lebih akurat.
Di era digital, pemanfaatan SIG, data spasial, sensor, dan drone menjadi instrumen penting dalam menghadapi tantangan tersebut. Dengan teknologi ini, perusahaan mampu melakukan:
- Pemetaan area perkebunan secara cepat dan akurat.
- Monitoring kesehatan tanaman sawit melalui citra drone atau satelit.
- Analisis produktivitas berdasarkan kondisi tanah, iklim, dan topografi.
- Efisiensi penggunaan pupuk, pestisida, serta irigasi melalui pendekatan presisi.
- Mendukung prinsip keberlanjutan dengan data yang transparan dan mudah diverifikasi.
Melalui kuliah umum ini, mahasiswa diharapkan memperoleh pemahaman langsung dari para praktisi mengenai bagaimana teknologi tersebut diterapkan di lapangan serta tantangan implementasinya.
Pemateri Kuliah Umum

Masyitah Tri Andari, S.P., M.Si.
Koordinator NusaGIS Centre PT. Riset Perkebunan Nusantara, yang membagikan wawasan tentang ruang lingkup dan perkembangan SIG di perkebunan kelapa sawit Indonesia. Beliau menekankan pentingnya SIG sebagai basis pengambilan keputusan dalam pengelolaan perkebunan yang modern.
Faaris Hizba Muhammad
Asisten Manager di PT. Terra Drone Indonesia, yang memberikan materi sekaligus demonstrasi aplikasi drone dalam mendukung pemetaan dan monitoring perkebunan. Teknologi drone diperkenalkan sebagai instrumen penting dalam pengumpulan data cepat, akurat, dan efisien.
Isi Materi Kuliah Umum
A. Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG)
Dalam pemaparannya, Masyitah Tri Andari menjelaskan bahwa SIG bukan hanya sekadar peta digital, melainkan sebuah sistem yang mengintegrasikan data spasial (berbasis lokasi) dengan informasi deskriptif. Dalam konteks perkebunan kelapa sawit, SIG berperan untuk:
Inventarisasi Lahan
- SIG memungkinkan pemetaan batas-batas areal perkebunan, identifikasi luas tanam, hingga pengelolaan blok.
- Data ini penting untuk memastikan legalitas lahan serta efisiensi penggunaan ruang.
Monitoring Tanaman
- Dengan SIG, kondisi tanaman dapat dipantau dari waktu ke waktu.
- Integrasi dengan citra satelit dan drone membuat proses ini lebih efisien dibanding survei manual.
Analisis Produktivitas
- SIG mampu menghubungkan data spasial dengan faktor lingkungan seperti jenis tanah, curah hujan, dan topografi.
- Analisis ini membantu memprediksi potensi produksi suatu area.
Perencanaan Infrastruktur Perkebunan
- Penentuan lokasi jalan, jembatan, gudang, hingga pabrik kelapa sawit dapat dioptimalkan dengan analisis spasial.
Mendukung Keberlanjutan
- SIG dapat digunakan untuk monitoring kawasan konservasi, buffer zone, hingga pelaporan keberlanjutan kepada lembaga internasional.

B. Perkembangan SIG di Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia
Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia kini semakin banyak memanfaatkan SIG. Beberapa perkembangan penting yang disampaikan dalam kuliah umum antara lain:
- Digitalisasi Pemetaan: Dari peta manual ke peta digital berbasis data spasial.
- Integrasi Big Data: Data perkebunan terhubung dengan data iklim, pasar, hingga logistik.
- Remote Sensing: Pemanfaatan satelit resolusi tinggi untuk monitoring areal luas.
- Presisi Agriculture: SIG mendukung penerapan pertanian presisi, di mana setiap blok tanaman diperlakukan berbeda sesuai kebutuhan.
- Sertifikasi ISPO dan RSPO: SIG menjadi instrumen penting dalam proses audit keberlanjutan.
C. Penggunaan Drone dalam Perkebunan Kelapa Sawit
Materi kedua yang dibawakan oleh Faaris Hizba Muhammad lebih menekankan aspek praktis penggunaan drone. Dalam presentasi dan demo, beliau menunjukkan bagaimana drone membantu mempercepat proses pengumpulan data.
Pemetaan Topografi
- Drone dapat memetakan area dengan resolusi tinggi dalam waktu singkat.
- Hasilnya mendukung perencanaan tata ruang perkebunan.
Monitoring Kesehatan Tanaman
- Kamera multispektral pada drone mendeteksi tingkat kehijauan daun sebagai indikator kesehatan tanaman.
- Dapat digunakan untuk mendeteksi serangan hama atau kekurangan nutrisi.
Penghitungan Populasi Tanaman
- Melalui citra udara, drone membantu menghitung jumlah pohon sawit per hektar dengan akurat.
Pengawasan Infrastruktur
- Jalan, drainase, dan fasilitas pendukung dapat dipantau secara rutin.
Efisiensi Biaya dan Waktu
- Dibandingkan metode konvensional, drone mampu memangkas biaya survei hingga 50% dan mempercepat proses hingga 70%.

D. Integrasi SIG dan Drone
Kedua pemateri sepakat bahwa tantangan ke depan adalah mengintegrasikan SIG dengan data drone dan sensor. Hal ini akan menghasilkan peta dinamis yang selalu ter-update, sehingga keputusan manajerial dapat dibuat lebih cepat dan tepat.
Antusiasme Mahasiswa
Mahasiswa Program Studi Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit menunjukkan antusiasme tinggi sepanjang kuliah umum. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan terkait peluang kerja, aplikasi nyata di lapangan, hingga bagaimana teknologi ini bisa diadopsi oleh perkebunan skala kecil maupun besar.
Beberapa mahasiswa menyampaikan bahwa kuliah umum ini membuka wawasan mereka bahwa pekerjaan di perkebunan kelapa sawit tidak lagi identik dengan kegiatan manual semata, tetapi sudah memasuki era digital dan teknologi tinggi.
Harapan dan Dampak Kuliah Umum
Melalui kuliah umum ini, diharapkan mahasiswa mendapatkan insight:
1. Mahasiswa lebih siap menghadapi dunia kerja dengan kompetensi digital, khususnya dalam penguasaan SIG dan teknologi drone.
2. Terjalinnya kolaborasi antara politeknik, perusahaan riset, dan industri teknologi untuk mendukung pengembangan perkebunan sawit berkelanjutan.
3. Peningkatan daya saing lulusan sehingga mereka mampu menjawab tantangan global industri sawit.
4. Meningkatkan kesadaran akan keberlanjutan, di mana SIG dan drone menjadi alat untuk menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kelestarian lingkungan.
5. Menjadi agenda rutin, sehingga mahasiswa terus mendapatkan paparan langsung dari praktisi lapangan.
Kesimpulan
Kuliah umum bertajuk “Ruang Lingkup dan Perkembangan Sistem Informasi Geografis Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia” ini menjadi momentum penting bagi Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi untuk memperkuat jembatan antara dunia akademik dan industri. Dengan menghadirkan praktisi dari PT. Riset Perkebunan Nusantara dan PT. Terra Drone Indonesia, mahasiswa tidak hanya memperoleh teori, tetapi juga melihat langsung praktik penerapan teknologi di lapangan.
Di tengah era industri 4.0, penguasaan SIG, remote sensing, dan drone bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan lahir generasi profesional sawit yang mampu memanfaatkan teknologi demi keberlanjutan perkebunan kelapa sawit Indonesia.